Bengkulu – Rencana pembukaan tambang emas di Seluma Provinsi Bengkulu terus menjadi perbincangan hangat ditengah masyarakat Bengkulu. Di sisi lain, Gubernur Bengkulu bersama timnya sedang menggagas Provinsi Konservasi, yang merupakan rencana yang sangat jauh berbeda dari pembukaan tambang emas.
Terlebih lagi yang menjadi lokasi pembukaan tambang emas adalah tempat hidupnya salah satu hewan yang dilindungi yaitu harimau sumatera. Rencana pembukaan tambang emas yaitu berlokasi di kawasan Hutan Lindung (HL) Bukit Sanggul.

Terkait dua rencana yang jauh berbeda ini, Ketua Faraksi PAN DPRD Provinsi Bengkulu Billy Sunardi angkat bicara. Billy mengatakan bahwa kita harusnya memikirkan bagaimana nasib anak cucu ke depan, sehingga ia mendukung rencana Gubernur Bengkulu untuk menggagas Provinsi Konservasi.
“Ya…karena yang kita pikirkan harusnya bukan tentang sekarang, bukan tentang 1 tahun atau 2 tahun ke depan, tapi kita harus memikirkan puluhan tahun kedepan untuk anak cucu kita nanti. Jadi kalau Gubernur Bengkulu menggagas Provinsi Konservasi, maka saya selaku wakil rakyat akan mendukungnya”, tegas anggota Dewan yang juga Ketua DPD PAN Seluma itu.
Billy juga mengatakan, jika terlalu banyak Hutan Lindung (HL) yang dikelola akan membahayakan kedepannya. Dan juga manfaat dari dibukanya tambang emas juga tidak terlalu merata, hanya untuk sebagian masyarakat yg mendapat manfaatnya.
“Kalau sudah terlalu banyak Hutan Lindung (HL) yang dikelola, terlalu membahayakan untuk kedepannya. Kalau tambang emas itu yang jelas manfaatnya yg terlihat hanya untuk desa penyangga, yaitu terutama lapangan kerja. Kalau manfaat selain itu tidak ada, malah dapat merusak lingkungan”, tambah Billy Sunardi.
Terakhir ia mengatakan dilain sisi juga ada baiknya, bahwa tambang emas akan menyerap lapangan kerja, dan menghidupkan umkm di sekitar tambang. Namun sekali lagi ia mengingatkan bahwa hal tersebut harus dipertimbangkan karena resikonya sangat besar untuk generasi kedepan.
“Memang ada sisi baiknya, bahwa akan menyerap tenaga kerja, umkm akan berputar terus, tapi resikonya sangat besar untuk generasi selanjutnya”, tutup Ketua Fraksi PAN DPRD Provinsi Bengkulu.
(DSR)