Bengkulu – Rencana pengerukan Bukit Sanggul Kabupaten Seluma masih menjadi perdebatan publik Bengkulu. Pengerukan yang dimaksud adalah akan dilakukannya aktivitas penambangan, yaitu tambang emas. Perusahaan yang berencana akan segera membuka aktifitas pertambangan tersebut adalah PT Energi Swadinamika Muda (ESDMu).
Meski sudah banyak penolakan dari berbagai elemen masyarakat, namun peluang akan segera beroperasinya tambang tersebut sangat terbuka. Sembari menunggu keputusan beroperasi atau tidaknya tambang tersebut, mari kita lihat dampak yang akan terjadi.
Jika Bukit Sanggul di Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu dikeruk dan dijadikan tambang emas, maka akan ada sejumlah dampak negatif yang berpotensi muncul, baik dari sisi lingkungan, sosial, maupun ekonomi jangka panjang. Berikut adalah rincian dampak negatif tersebut:
Dampak Lingkungan :
1. Kerusakan ekosistem dan biodiversitas.
Bukit Sanggul kemungkinan menjadi habitat flora dan fauna endemik. Penambangan dapat menyebabkan hilangnya habitat alami, punahnya spesies, dan ketidakseimbangan ekosistem.
2. Pencemaran air dan tanah.
Penambangan emas umumnya menggunakan bahan kimia berbahaya seperti merkuri atau sianida yang dapat mencemari sungai, sumur, dan tanah. Ini berdampak pada kesehatan manusia dan hewan.
3. Penggundulan hutan dan erosi
Aktivitas pengerukan memerlukan pembukaan lahan besar-besaran, yang menyebabkan penggundulan hutan, memperparah erosi, dan meningkatkan risiko banjir dan longsor.
4. Kerusakan bentang alam
Bukit Sanggul sebagai warisan geologis dan lanskap alam akan hancur permanen dan tak bisa dipulihkan.
Dampak Sosial :
1. Konflik lahan dan penggusuran
Warga sekitar bisa kehilangan lahan pertanian atau tempat tinggal. Jika tidak ada ganti rugi yang adil, ini bisa memicu konflik sosial.
2. Penurunan kualitas hidup
Polusi, kerusakan jalan karena truk tambang, dan berkurangnya akses terhadap sumber daya alam (seperti air bersih dan hasil hutan) akan menurunkan kesejahteraan masyarakat.
3. Ketimpangan ekonomi
Keuntungan tambang sering hanya dinikmati segelintir orang (pemilik modal atau investor), sementara masyarakat lokal menanggung dampak lingkungan dan sosialnya.
Dampak Terhadap Warisan Budaya dan Wisata :
1. Hilangnya potensi wisata alam
Jika Bukit Sanggul memiliki potensi wisata alam, spiritual, atau budaya, maka penambangan akan menghancurkan potensi ekonomi berkelanjutan tersebut.
2. Kerusakan situs budaya
Jika terdapat situs sejarah atau budaya di area bukit, tambang dapat merusaknya secara permanen.
Dampak Jangka Panjang :
1. Setelah tambang ditinggalkan (karena sumber emas habis), daerah tersebut seringkali tidak pulih kembali dan meninggalkan lubang bekas tambang yang berbahaya.
2. Kerusakan lingkungan bisa bersifat permanen dan membutuhkan biaya besar untuk rehabilitasi yang sering kali tidak ditanggung oleh penambang.
Meskipun tambang emas bisa memberikan keuntungan jangka pendek dalam bentuk lapangan kerja atau pendapatan daerah, kerugian ekologis, sosial, dan jangka panjangnya sangat besar dan seringkali tak sebanding. Penambangan di wilayah sensitif seperti Bukit Sanggul sebaiknya dikaji ulang secara ketat dengan melibatkan masyarakat lokal, ahli lingkungan, dan pemerintah secara transparan.
(DSR)









