Bengkulu – Rencana Helmi Hasan untuk melakukan penangkapan anak nakal di Bengkulu menuai kontroversi. Perdebatan pun muncul ditengah publik Bengkulu. Perdebatan ini muncul salah satu faktornya adalah penafsiran terhadap UU Perlindungan Anak.
Penangkapan anak nakal yang sebelumnya dicetus oleh Gubernur Bengkulu dianggap seakan menekan mental anak-anak di Provinsi Bengkulu. Helmi Hasan memberikan tanggapan terhadap perdebatan ini. Ia mengungkapkan “penangkapan anak nakal” yang dimaksud bukanlah penangkapan secara paksa, melainkan atas persetujuan orang tua dari anak yang akan diambil untuk dibina.
“Anak-anak yang kemudian “nakal itu”, akan kita ambil, akan kita minta persetujuan orang tuanya, untuk nanti pemerintah melatih mereka, mendidik mereka, sampai mereka menjadi anak yang baik”, ungkap Helmi Hasan.
Pembinaan anak sangatlah penting, apalagi jika dilihat dari situasi anak-anak saat ini yang banyak dipengaruhi oleh perkembangan zaman. Salah satunya adalah media sosial, yang sangat rentan mempengaruhi prilaku anak-anak. Tidak sedikit anak meniru perbuatan negatif yang ada di media sosial. Perbuatan negatif inilah yang menjadi ciri khas dari anak nakal.
Dalam pembinaan anak, Helmi Hasan merancang konsep pembinaan anak berbasis agama. Maksudnya adalah penempatan dalam pembinaan anak akan dikelompokan berdasarkan keyakinan masing-masing dari si anak.
“Caranya adalah berbasis kepada agama. Misalkan dia islam, kita akan tempatkan camp-nya itu nanti di rumah ibadah masjid. Kalau dia nasrani, akan kita tempatkan di rumah ibada gereja, begitupun dengan seluruh agama sesuai dengan keyakinan rumah ibadah masing-masing”, terang Gubernur Bengkulu.
Pemerintah Provinsi Bengkulu akan memberikan peranannya dalam pembinaan anak. TNI-POLRI, Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota akan dilibatkan secara untuh dalam konsep pembinaan anak ini. Keterlibatan tersebut berdasarkan tugasnya masing-masing. Helmi Hasan telah menggambarkan tugas dan peranannya.
“TNI, POLRI, Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota, akan melakukan advokasi. Misalnya nanti tentara akan memberikan pelatihan disiplin. Polisi juga begitu, akan memberikan materi bahayanya tindakan yang dilakukan untuk masa depan. Dan kemudian dari tokoh-tokoh agama akan memberikan ceramah-ceramah agama yang akan membawa anak kepada ketaatan, kepada keyakinan agama masing-masing”, jelas Gubernur Bengkulu.
Dalam konsep tersebut, Pemerintah Provinsi Bengkulu akan bekerjasama dengan Walikota/Bupati, tokoh-tokoh agama, di backup TNI-POLRI dan Angkatan Laut.
(DSR)